Ikhlas Sebagai Seorang Wanita


Waktu Aku tiba pada moment yang tepat. Membawa sebuah keinginan untukmu. Ketika kau mengalami angin puting-beliung cinta yang sangat dahsyat. Mungkin Tuhan mengirimku untukmu.Pada masa transisi ini, ialah hal yang sangat berat untuk kujalani, Aku tahu kau masih mencintainya meskipun ia sudah meluluhlantakkan pondasi cintamu. Aku tahu kau masih memikirkannya, Aku tahu itu...
Akupun terus bertanya pada diri sendiri, mengapa kau sulit untuk melupakannya. Hingga balasannya waktu pun menjawab. Ketika pada suatu kesempatan itu tepatnya, sehabis makan bersama dengannya, ia memperlihatkan suatu pertanyaan yang agak asing menurutku dengan wajah yang serius. Pertanyaannya menyerupai ini, " Sayang, Tahu tidak kenapa harga makanan ringan bagus di Mall itu lebih mahal dibanding makanan ringan bagus yang di jual di pasar? padahal kuenya sama persis". Aku cuma membisu sejenak dengan mengerutkan dahi menatapnya kemudian berkata, "Jelaslah beda harganya, kan orang-orang suka yang higienis dan higinis jadi biarpun agak mahal, orang lebih menentukan yang bersih, ngga sama yang di jual di pasar yang ngga dapat dijamin kebersihannya". Dia tampak serius menyimak jawabanku itu. Aku kaget melihat matanya berkaca-kaca, yang tinggal dikedipkan maka akan tumpah ruah air matanya.

Aku cuma dapat bilang, "kenapa sayang ada yang salah dengan ucapanku barusan?". Dia cuma membisu menatapku yang juga dengan sendirinya air matanya mengalir tak tertahankan. Dia memegang tanganku erat-erat, air matanya masih terus mengalir tanpa paksaam.

"Sayang, saya ini ialah makanan ringan bagus yang berada di pasar itu tidak sama dengan makanan ringan bagus yang di Mall itu yang terbungkus dengan rapi sehingga kelihatan bersih. Aku tidak menyerupai yang kau bayangkan, maafkan aku, saya kotor saya tidak suci lagi, ia sudah memodifikasi saya menjadi menyerupai ini...Sayang kau tahu maksud saya kan ? kenapa kau masih duduk di kawasan ini ? "

Diam...hening...sekitar 10 menit serasa waktu ini berhenti berjalan...

Aku tak tahu mau bilang apa, saya shock, hatiku hancur dan tulang-tulangku serasa retak smua. nafasku tidak beraturan. tak kurasa air mataku menetes juga. Tuhan apakah Engkau benar-benar mengirimkanku untuknya ? dari awal saya melihatnya, mengenalnya, jantung ini slalu saja berdebar bila bersamanya, saya sangat mencintainya. Mungkin inilah arti cinta yang sebenarnya, yah kali ini saya mengalaminya, Cinta yang sejati Cinta yang tidak menuntut kesempurnaan. Perasaan ini betul-betul saya rasakan.

Aku lapang dada Tuhan menerimanya apa adanya, walaupun sulit untuk menyikapi kenyataan pahit ini. Aku Ikhlas Tuhan, Aku Ikhlas Tuhan, Aku Ikhlas Tuhan...

Sekian...

Berbagai Sumber

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel